Saturday, March 2, 2013

Hikmah Berbuat Baik Kepada Sesama

“ hei heii … pagi semua “ sapa Zahra si cewek imut, jail, dan usil seeee duniiiaaaaaaaaa (opss kata teman teman sekelasnya sihh ) oke kembali ke cerita. Zahra adalah seorang gadis kecil Jakarta tulen yang lahir dari orang tua yang cukup berada di wilayah tempat tinggalnya. Abinya, Ust. Zakariyah adalah  seorang ulama yang cukup tersohor. Hampir setiap hari beliau diundang untuk mengisi berbagai kegiatan islam di berbagai tempat, bahkan sampai keluar kota. Sedangkan Aminya, Ny.Mariam adalah seorang wirausahawan kue kering yang cukup sukses. Setiap hari selalu saja ada pesanan kue yang sangat banyak. Usaha kue Ny.Mariam semakin lama semakin memperlihatkan keuntungan yang pesat. Namun walau begitu, orang tua Zahra tidak pernah lalai dalam mendidik Zahra. Disela-sela waktu mereka yang sibuk, Ust. Zakariyah dan Ny.Mariam selalu meluangkan waktu untuk anak sematawayangnya itu. Terbukti, Zahra tidak pernah sedikit pun kekurangan perhatian dari kedua orang tuanya. Bahkan Zahra tumbuh sebagai gadis yang cantik dan selalu ceria.
                                                            *---------------*
“  pagi juga cewek usiiiiiiiiiill gue “ jawab Anti sambil mencubit pipi gadis imut itu.
“ anti sakit aaaaaaaauuuuuuu, gila ya loe “ keluh Zahra sambil memegang kedua pipinya yang merah dicubit sahabat karibnya itu.
“ muup muup dechhh, abis loe punya pipi gak tanggung tanggung tembemnya “ sanggah anti sambil tertawa terbahak bahak melihat sahabatnya kesakitan.
“ ahhhh kan bukan salah gue tauu, loe aja yang yang ga dateng waktu awohh bagi bagiin pipi wekk :p “ cerocosnya sambil menjulurkan lidahnya didepan anti.
Anti pun hanya bisa melotot karna merasa jengkel pada Zahra.
“ haduh loe berdua yaa kalo udah ketemu pastii rempoooong beudd “ kata Ardi sampil ngemut loliponya
“ biarin wekkk .. “ ejek dua sahabat itu denga menjulurkan lidahnya juga lalu berlalu pergi
Ardi hanya bisa tersenyum saat kedua gadis imut itu berlalu dihadapannya. Ia sangat kagum kepada kedua gadis tersebut. Apa pun masalah yang terjadi kepada mereka berdua, mereka tidak pernah menanggapi serius. Mereka selalu tenang dalam menghadapi masalah. Dan menyelesaikannya dengan sabar.
                                                            *---------------*
Kriiiiiiiing kriiiingg ..
Bel masuk sekolah pun berbunyi, tanda murid murid harus masuk ke kelas masing masing. Murid-murid saling berdesak desakan saling berebut masuk ke kelas masing-masing. Begitu juga  dengan Zahra dan Anti yang sedari tadi bergosip ria di kantin.
“ selamat pagi anak-anak .. “ sapa bu Dian guru bahasa Indonesia
“ pagi bu … “ jawab murid-murid serentak
“ baik anak anak mari buka buku bahasa Indonesia kalian halaman 17 “
Murid- murid pun membuka bukunya masing-masing dan mendengarkan penjelasan Bu Dian dengan seksama. Mereka sangat menikmati pelajaran yang diajarkan oleh guru yang satu ini. Bu Dian adalah seorang guru yang cantik yang masih muda, berpengalaman dan sangat sabar dalam menghadapi anak anak SMA yang terbilang nakal dan sangat badung. Bu Dian juga gampang tanggap pada situasi yang dihadapinya. Maka dari itu tak jarang bila banyak murid-muridnya yang sering sharing kepadanya tentang masalah pribadi mereka. Bu Dian pun sangat senang bila banyak muridnya semakin dekat dengan dirinya. Dia merasa mendapatkan jati dirinya dulu yang sempat hilang.
“ ehh Zah, loe ntar pulang sama siapa ??” bisik anti disela penjelasan gurunya
“ehmm ga tau sihh, tapi katanya si Adi mau jemput .. hheheh “ cengir Zahra
“ cuiiit cuittt yang mauu kencan nii yee .. “ goda Anti
“ssstttt jangan berisik dehh…. entar kedengeran sama yang lain. Sebenernya bukan kencan sihh, tapi lebih ke ta’aruf aje. Soalnye kata abi gue, gak ada pacaran dalam islam “ jelas Zahra
“ sumpah yee .. loe ngga ngerasa gimana gitu, ga pernah ngerasain pacaran “
“ yee ngapain coba harus ngerasa iri atau gimana, setiap orang kan punya pilihan masing-masing dan ini pilihan gue “ tungkas Zahra dengan tegas
“ sumpah sebenernya gue iri sama keluarga loe, udah sukses terus bahagia lagi. Kaya perfect banget gitu keluarga loe. “ keluh Anti, Zahra pun hanya bisa tersenyum mendengar jawaban sahabatnya itu
“ ehh emank Adi jemput jam berapa ??”
“ gak tau sih, kayaknya agak siangan dehh soalnya gue juga mau ke panti asuhan. Mau ketemu adek adek gue yang imut imuuut “ kata Zahra sambil mengingat adik adik asuhnya di panti asuhan kesayangannya.
Anti hanya bisa memandang jauh dimata Zahra. Dia kagum pada sahabatnya yang satu ini. Bertahun tahun dia mengenal Zahra, namun tak ada satupun ia temukan kekurangan dari Zahra. Zahra cantik, manis, lembut, dan dia tidak pernah sedikit pun menilai orang dari latar belakang sosial. Rendah atau tingginya sosial seseorang tak pernah menjadi masalah dalam hidupnya. Bagi Anti, Zahra adalah teman yang sangat istimewa. Dia selalu bersyukur karena tuhan telah memberikan sahabat yang luar biasa pada dirinya.
“ hhheel … Oooooooo.. loe kenapa An ? sakit loe ? “ kata Zahra khwatir sambil memegang kening Anti memastikan apa temannya sakit atau tidak.
“ ehh ehh iyaa. Kenapa Zah ??” jawab Anti keburu buru
“ elo kenapa, sakit ? mau gue anter ke UKS ??”
“ ehh engga lah gue ngga kenapa napa kok, udah jangan ngobrol aja “ jawab Anti dengan mengumbar senyum manisnya.
Mereka pun kembali focus kepada pelajaran, dan mendengarkan penjelasan kembali dari Bu Dian yang sedari tadi menjelaskan, hingga waktu istirahat tiba.
                                                            *---------------*
Waktu istirahat pun tiba …
Semua pintu kelas telah terbuka, dan semua murid didalamnya berhamburan keluar untuk sekedar mengisi perut mereka.
“ An .. ke kantin yukk “ ajak Zahra
“ engga ahh Zahh.. gue ga bawa duit “ keluh Anti sambil memegang perutnya yang lapar.
Melihat Anti yang kelaparan sambil memegang perutnya. Dia merasa iba. Ia pun langsung menarik tangan Anti dan mengajaknya berlalu ke kantin.
“ ayooo dehh capcussss … gue traktir dehh, lagi happy ni “ cerocos Zahra sambil menarik tangan Anti.
                                                            *-----------------*
“ bang .. baksonya 3 mangkok yaa ??” pesan Zahra kepada bang Somad penjual bakso langganannya
“ 3 mangkok .. ?” Tanya Anti heran
“ 1 mangkok buat loe, 2 mangkok buat gue hehehh….  laper booooookkk ” Jelas Zahra sambil cengengesan
“ ya awohhhh Zahra, loe yaa kalo udah ketemu bakso kaya orang ga pernah makan setaun tauu “ tegur Anti
“ hehehehheh .. “ senyumnya cengengesan
Setelah menunggu beberapa lama, bakso pesanan mereka pun siap dihidangkan. Dengan lahapnya Zahra melahap semangkuk baksonya, hingga bakso mangkuk keduanya. Anti yang saat itu dihadapannya hanya bisa melongo melihat sahabatnya memakan kedua mangkuk baksonya hingga habis.
                                                            *----------------*
Waktu pulang pun datang ..
Semua murid-murid berebut keluar gerbang menemui jemputannya. Begitu juga dengan Zahra, dia menunggu Adi untuk menjemputya. 2 menit 3 menit hingga 5 menit kemudian, Adi pun tiba dengan sepeda bebeknya.
“ udah nunggu lama Zah .. ?? sorry ya, macet banget tadi “ kata Adi
“ no problem kak .. ??” jawab Zahra dengan senyum manisnya yang semakin memperlihatkan lesung pipinya yang bertengger dipipinya yang tembem.
“ ayoo naik, kakak bakal anterin chubby ku kemana aja .. “ goda Adi membuat Zahra yang mendengarnya menjadi tersipu merah.
“ kakak apa-apaan sihh ..” rajuk Zahra tersipu
Mereka pun berlalu menuju Panti Asuhan “ Kasih Bunda “. Tempat dimana Zahra yang sehari-hariannya hampir menghabiskan waktunya. Adi sangat tau hal ini, bahkan kebiasaan Zahra yang suka membantu sesama itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa Zahra adalah perempuan terbaik yang pernah ia miliki dalam hidupnya setelah ia kehilangan bundanya.
Dua tahun yang lalu, saat Adi menginjak bangku SMA. Ibundanya , satu-satunya orang tua yang dimilikinya setelah ayahnya pergi entah kemana, mengalami kecelakaan hebat. Mobil yang dikendarai ibundanya menabrak pembatas jalan hingga akhirnya terbakar. Adi yang saat itu mendengar berita tersebut dari pihak kepolisian sempat tidak percaya. Hingga akhirnya jenazah ibundanya diantarkan ke rumah duka. Adi hanya bisa diam membisu saat itu. Pikirannya tak tentu, ia tak tega melihat jenazah ibundanya yang telah hangus tanpa cela. Bahkan, untuk mengenali muka bundanya pun Adi tidak mampu. Dia sangat kacau, tidak tahu harus berbuat apa tanpa sosok bunda yang selalu membuatnya bangga  karena memilikinya. Sepanjang malam dia terus menangis, memikirkan hidupnya kelak tanpa seorang malaikat yang selalu membuatnya tersenyum.
Hingga pada suatu hari dia bertemu Zahra. Zahra, princess kecil yang ditemuinya taman panti asuhan, bermain dengan anak-anak kecil disana dengan wajah yang begitu ceria dan hangat dibawah derasnya hujan turun. Entah mengapa Adi merasa bahwa dia akan temukan kebahagiaannya kembali. Dia pun akhirnya turun dari motornya, memberanikan diri untuk berkenalan dengan Zahra.
Semakin lama, hubungan mereka semakin dekat. Hingga ia mulai sedikit demi sedikit dapat bangkit dalam keterpurukan yang melandanya. Gadis itu yang membuat ia sadar bahwa dia masih memiliki Tuhan. Karena Zahra dia merasa tak pernah sendiri. dan karena Zahra jugalah ia merasa memiliki keluarga kembali. Karena orang tua Zahra begitu menerima Adi hadir sebagai hari-hari baru didalam keluarganya.
                                                            *---------------*

“ Zah…. Kita lagsung ke Panti Asuhan atau gimana ??” Tanya Adi disela-sela ia menyetir
“ ehmm … beli oleh-oleh dulu deh buat adek-adek disana. Mereka pasti seneng kalo ngeliat kita bawa oleh-oleh yang banyak buat mereka”
“ coklat … ?? tebak Adi
“ yeahh tentu dong .. mereka kan super duper chocolate holic. Mereka pasti seneng kalo kita bawain coklat yang banyaak buat mereka” jawab Zahra dengan penuh semangat
“oke.. kalo gitu kita langsung ke chocolate house langganan kita” Adi pun langsung melajukan motornya menuju kedai coklat langganannya dengan Zahra.
Mereka pun akhirnya sampai di toko kecil, namun begitu rapi dengan berbagai jenis coklat lezat didalamnya. Pegawai toko pun langsung mengetahui tujuan Adi dan Zahra datang ke tokonya. Lalu diantarkannya mereka berdua ke tempat coklat yang biasa mereka beli. Setelah beberapa lama memilih, akhirnya mereka mendapatkan coklat yang diinginkannya dan membayarnya kepada kasir. Selepas itu mereka pun langsung bergegas pergi ke Panti Asuhan tujuan mereka.
                                                            *----------------*
“ assalamualaikum adek-adek semuanya … “ sapa Zahra setelah ia sampai di Panti Asuhan dan melihat adik-adik asuhnya bermain gembira di Taman Panti.
“ wa’alaikumsalam … kak Zahra ….. “ teriak mereka bersamaan sambil memeluk Zahra
“apa kabar kalian semua .. ? kakak kengen banget sama kalian. Ohh yaa, coba tebak kakak bawa apa ??” Tanya Zahra menggoda adik-adik asuhnya.
“ haii adik-adik semua.. kak Zahra sama kak Adi bawain kalian ………… taraaaaaaaa “ sapa Andi yang baru saja selesai memarkir motornya. Dan ia pun langsung ikut bergabung sambil membawa coklat yang telah dibelinya bersama Zahra tadi.
“ coklattt ……… “ jawab anak-anak Panti Asuhan sambil berebut mengambil coklat dari tangan Adi.
“ pelan-pelan dong sayang. Semua pasti kebagian kok” kata Zahra yang melihat adik asuhnya berebut coklat dari tangan Andi.
“ Zahra … “ sapa seorang wanita parubaya namun masih sangat anggun dan berwibawa. Dia adalah Bunda Nur, pemilik Panti Asuhan “Kasih Bunda”
“Bunda ..?? assalamualaikum bunda “ seketika Zahra menoleh dan mecium tangan wanita itu.
“ lama kamu tidak mampir Zah .. adik-adikmu setiap hari bertanya pada Bunda kapan kamu kemari ??
“ iya bun, akhir-akhir ini Zahra sibuk sekali dengan tugas sekolah. Jadi tidak bisa sering-sering main seperti dulu” jawab Zahra sambil menundukkan kepalanya.
“ ya sudah, ayo masuk ke dalam” Ny.Nur pun langsung menyuruh masuk Zahra. Beliau telah menganggap Zahra sebagai anaknya sendiri. Selain Ny.Mariam adalah sahabat karibnya dahulu, keluarga Ust.Zakariyah juga adalah donator tetap di Panti Asuhan. Walau mereka berdua terlihat sibuk, namun selalu saja ada waktu mereka luangkan untuk berkunjung di Panti Asuhan. Apalagi Zahra, dia sudah menganggap Panti Asuhan itu sebagai rumah keduanya. Mungkin karena ia anak tunggal jadi, Zahra merasa kesepian bila Abi dan Aminya tidak ada dirumah. Akhirnya ia pun menganggap anak-anak di Panti Asuhan sebagai Adik-adiknya yang selalu membuatnya bahagia. Begitu juga dengan semua warga Panti Asuhan disana, mereka menganggap Zahra adalah bagian dari keluarga mereka.
Mungkin karena kebaikannya, kelurga Ust.Zakariyah selalu merasa bahagia. Mereka memiliki anak yang sholeha, cantik, baik dan sempurna bagi orang-orang yang mengenalnya. Dalam hidup keluarga Ust.Zakariyah juga tidak pernah sedikitpun dalam hidupnya ia merasa kekurangan. Mereka selalu merasa bahwa apa pun yang mereka dapatkan adalah titipan dari Tuhan YME yang bisa diambil- suatu hari nanti apabila Tuhan berkehendak.
Pernah dahulu suatu ketika usaha Ny.Mariam dituding sebagai makanan yang mengandug racun, hingga hamper bangkrut. Lalu Ust.Zakariyah dituding sebagai ustadz yang mengajarkan ilmu sesat. Saat itu, Zahra masih menginjak bangku SD. Dia masih belum begitu paham dengan masalah yang menimpa Abi dan Aminya. Pernah saat itu Zahra bertanya pada Aminya
“ Ami .. mengapa Abi lebih banyak dirumah ?? lalu mengapa Zahra tidak pernah melihat Ami membuat kue lagi ?? apa Ami dan Abi capek ??” Tanya gadis mungil itu dengan polosnya.
“ tidak sayang. Ami dan Abi kangen sekali sama Zahra, kami ingin lebih dekat dengan Zahra”. Jawab Aminya sambil enangis tertahan dipelukan Zahra
Ust.Zakariyah yang saat itu melihat dari balik pintu kamar Zahra hanya bisa terharu melihat istrinya menangis dipelikan gadis kecil sematawayangnya. Dia tidak menyangka, alu keluarganya akan mendapatkan cobaan dari Tuhan sebesar ini. Namun walau begitu, Ust.Zakariyah tidak pernah sedikitpun menyalahkan takdir. Beliau bahkan lebih khusyuk dalam berdo’a, lebih tekun dalam melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah yang baik. Begitu juga dengan Ny.Mariam, ia tidak sedikitpun gentar dengan masalah tersebut. Kue yang sudah terlanjur dibuatnya namun tidak ada yang membeli, ia bungkus dan ia bagikan kepada para penghuni kolong jembatan. Ny.Mariam merasa inilah saatnya ia harus lebih peduli dengan sesamanya. Mungkin dahulu ia kurang perduli dengan mereka, hingga Allah menegurnya dengan cara yang seperti ini.
Satu, Dua, hingga tiga bulan berlalu, akhirnya Allah memberikan Hidayah kepada keluarga mereka. Lambat laun, nama baik Ust.Zakariyah dan Ny.Mariam semakin membaik. Satu demi satu job untuk Ust.Zakariyah berdatangan. Begitu juga dengan usaha Ny.Mariam yang semakin lama bahkan semakin maju pesat dari sebelumnya. Tak henti-hentinya mereka mengucap syukur kepada Allah YME. Karena Rahmat dan Hidayah-Nya mereka dapat menyelesaikan satu persatu masalah mereka.
Setelah kejadian itu, keluarga Ust.Zakariyah pun semakin bahagia dan sukses dalam karirnya. Ust.Zakariyah tersohor hingga keluar kota bahkan luar provinsi dan usaha Ny.Mariam semakin dikenal pelanggan hingga keluar pulau, bahkan Ny.Mariam berniat mengembangkan produksi kue keringnya hingga ke luar negeri.
                                                            *----------------*
Itulah Hikmah berbuat baik kepada sesama. Tidak perlu kaya untuk dapat membantu orang lain yang membutuhkan. Cukup berikan tangan anda untuk membantu mereka berdiri, dan seketika Tuhan YME akan memberikan tangan yang lain untuk membantu anda berdiri saat anda terjatuh.
Ingat : Sesuap Nasi pun sangat berharga nilainya apabila Anda memberikannya kepada orang yang kelaparan. Jangan pernah takut miskin dalam harta, karena sesungguhnya Tuhan YME akan selalu menambah dan terus menambah rezeki umatnya yang tidak pernah lalai dalam kewajibannya dalam membantu saudara-saudaranya yang membutuhkan.

No comments:

Post a Comment