“ hei heii … pagi semua “ sapa Zahra si cewek imut,
jail, dan usil seeee duniiiaaaaaaaaa (opss kata teman teman sekelasnya sihh )
oke kembali ke cerita. Zahra adalah seorang gadis kecil Jakarta tulen yang
lahir dari orang tua yang cukup berada di wilayah tempat tinggalnya. Abinya,
Ust. Zakariyah adalah seorang ulama yang
cukup tersohor. Hampir setiap hari beliau diundang untuk mengisi berbagai
kegiatan islam di berbagai tempat, bahkan sampai keluar kota. Sedangkan Aminya,
Ny.Mariam adalah seorang wirausahawan kue kering yang cukup sukses. Setiap hari
selalu saja ada pesanan kue yang sangat banyak. Usaha kue Ny.Mariam semakin
lama semakin memperlihatkan keuntungan yang pesat. Namun walau begitu, orang
tua Zahra tidak pernah lalai dalam mendidik Zahra. Disela-sela waktu mereka yang
sibuk, Ust. Zakariyah dan Ny.Mariam selalu meluangkan waktu untuk anak
sematawayangnya itu. Terbukti, Zahra tidak pernah sedikit pun kekurangan
perhatian dari kedua orang tuanya. Bahkan Zahra tumbuh sebagai gadis yang
cantik dan selalu ceria.
*---------------*
“ pagi juga
cewek usiiiiiiiiiill gue “ jawab Anti sambil mencubit pipi gadis imut itu.
“ anti sakit aaaaaaaauuuuuuu, gila ya loe “ keluh
Zahra sambil memegang kedua pipinya yang merah dicubit sahabat karibnya itu.
“ muup muup dechhh, abis loe punya pipi gak tanggung
tanggung tembemnya “ sanggah anti sambil tertawa terbahak bahak melihat
sahabatnya kesakitan.
“ ahhhh kan bukan salah gue tauu, loe aja yang yang
ga dateng waktu awohh bagi bagiin pipi wekk :p “ cerocosnya sambil menjulurkan
lidahnya didepan anti.
Anti pun hanya bisa melotot karna merasa jengkel
pada Zahra.
“ haduh loe berdua yaa kalo udah ketemu pastii rempoooong
beudd “ kata Ardi sampil ngemut loliponya
“ biarin wekkk .. “ ejek dua sahabat itu denga
menjulurkan lidahnya juga lalu berlalu pergi
Ardi hanya bisa tersenyum saat kedua gadis imut itu
berlalu dihadapannya. Ia sangat kagum kepada kedua gadis tersebut. Apa pun
masalah yang terjadi kepada mereka berdua, mereka tidak pernah menanggapi
serius. Mereka selalu tenang dalam menghadapi masalah. Dan menyelesaikannya
dengan sabar.
*---------------*
Kriiiiiiiing kriiiingg ..
Bel masuk sekolah pun berbunyi, tanda murid murid
harus masuk ke kelas masing masing. Murid-murid saling berdesak desakan saling
berebut masuk ke kelas masing-masing. Begitu juga dengan Zahra dan Anti yang sedari tadi
bergosip ria di kantin.
“ selamat pagi anak-anak .. “ sapa bu Dian guru
bahasa Indonesia
“ pagi bu … “ jawab murid-murid serentak
“ baik anak anak mari buka buku bahasa Indonesia
kalian halaman 17 “
Murid- murid pun membuka bukunya masing-masing dan
mendengarkan penjelasan Bu Dian dengan seksama. Mereka sangat menikmati pelajaran
yang diajarkan oleh guru yang satu ini. Bu Dian adalah seorang guru yang cantik
yang masih muda, berpengalaman dan sangat sabar dalam menghadapi anak anak SMA
yang terbilang nakal dan sangat badung. Bu Dian juga gampang tanggap pada
situasi yang dihadapinya. Maka dari itu tak jarang bila banyak murid-muridnya
yang sering sharing kepadanya tentang masalah pribadi mereka. Bu Dian pun
sangat senang bila banyak muridnya semakin dekat dengan dirinya. Dia merasa
mendapatkan jati dirinya dulu yang sempat hilang.
“ ehh Zah, loe ntar pulang sama siapa ??” bisik anti
disela penjelasan gurunya
“ehmm ga tau sihh, tapi katanya si Adi mau jemput ..
hheheh “ cengir Zahra
“ cuiiit cuittt yang mauu kencan nii yee .. “ goda Anti
“ssstttt jangan berisik dehh…. entar kedengeran sama
yang lain. Sebenernya bukan kencan sihh, tapi lebih ke ta’aruf aje. Soalnye
kata abi gue, gak ada pacaran dalam islam “ jelas Zahra
“ sumpah yee .. loe ngga ngerasa gimana gitu, ga
pernah ngerasain pacaran “
“ yee ngapain coba harus ngerasa iri atau gimana,
setiap orang kan punya pilihan masing-masing dan ini pilihan gue “ tungkas
Zahra dengan tegas
“ sumpah sebenernya gue iri sama keluarga loe, udah
sukses terus bahagia lagi. Kaya perfect banget gitu keluarga loe. “ keluh Anti,
Zahra pun hanya bisa tersenyum mendengar jawaban sahabatnya itu
“ ehh emank Adi jemput jam berapa ??”
“ gak tau sih, kayaknya agak siangan dehh soalnya
gue juga mau ke panti asuhan. Mau ketemu adek adek gue yang imut imuuut “ kata
Zahra sambil mengingat adik adik asuhnya di panti asuhan kesayangannya.
Anti hanya bisa memandang jauh dimata Zahra. Dia
kagum pada sahabatnya yang satu ini. Bertahun tahun dia mengenal Zahra, namun
tak ada satupun ia temukan kekurangan dari Zahra. Zahra cantik, manis, lembut,
dan dia tidak pernah sedikit pun menilai orang dari latar belakang sosial.
Rendah atau tingginya sosial seseorang tak pernah menjadi masalah dalam
hidupnya. Bagi Anti, Zahra adalah teman yang sangat istimewa. Dia selalu
bersyukur karena tuhan telah memberikan sahabat yang luar biasa pada dirinya.
“ hhheel … Oooooooo.. loe kenapa An ? sakit loe ? “
kata Zahra khwatir sambil memegang kening Anti memastikan apa temannya sakit
atau tidak.
“ ehh ehh iyaa. Kenapa Zah ??” jawab Anti keburu
buru
“ elo kenapa, sakit ? mau gue anter ke UKS ??”
“ ehh engga lah gue ngga kenapa napa kok, udah
jangan ngobrol aja “ jawab Anti dengan mengumbar senyum manisnya.
Mereka pun kembali focus kepada pelajaran, dan
mendengarkan penjelasan kembali dari Bu Dian yang sedari tadi menjelaskan,
hingga waktu istirahat tiba.
*---------------*
Waktu istirahat pun tiba …
Semua pintu kelas telah terbuka, dan semua murid
didalamnya berhamburan keluar untuk sekedar mengisi perut mereka.
“ An .. ke kantin yukk “ ajak Zahra
“ engga ahh Zahh.. gue ga bawa duit “ keluh Anti
sambil memegang perutnya yang lapar.
Melihat Anti yang kelaparan sambil memegang
perutnya. Dia merasa iba. Ia pun langsung menarik tangan Anti dan mengajaknya
berlalu ke kantin.
“ ayooo dehh capcussss … gue traktir dehh, lagi
happy ni “ cerocos Zahra sambil menarik tangan Anti.
*-----------------*
“ bang .. baksonya 3 mangkok yaa ??” pesan Zahra
kepada bang Somad penjual bakso langganannya
“ 3 mangkok .. ?” Tanya Anti heran
“ 1 mangkok buat loe, 2 mangkok buat gue
hehehh…. laper booooookkk ” Jelas Zahra
sambil cengengesan
“ ya awohhhh Zahra, loe yaa kalo udah ketemu bakso
kaya orang ga pernah makan setaun tauu “ tegur Anti
“ hehehehheh .. “ senyumnya cengengesan
Setelah menunggu beberapa lama, bakso pesanan mereka
pun siap dihidangkan. Dengan lahapnya Zahra melahap semangkuk baksonya, hingga
bakso mangkuk keduanya. Anti yang saat itu dihadapannya hanya bisa melongo
melihat sahabatnya memakan kedua mangkuk baksonya hingga habis.
*----------------*
Waktu pulang pun datang ..
Semua murid-murid berebut keluar gerbang menemui
jemputannya. Begitu juga dengan Zahra, dia menunggu Adi untuk menjemputya. 2
menit 3 menit hingga 5 menit kemudian, Adi pun tiba dengan sepeda bebeknya.
“ udah nunggu lama Zah .. ?? sorry ya, macet banget
tadi “ kata Adi
“ no problem kak .. ??” jawab Zahra dengan senyum
manisnya yang semakin memperlihatkan lesung pipinya yang bertengger dipipinya
yang tembem.
“ ayoo naik, kakak bakal anterin chubby ku kemana
aja .. “ goda Adi membuat Zahra yang mendengarnya menjadi tersipu merah.
“ kakak apa-apaan sihh ..” rajuk Zahra tersipu
Mereka pun berlalu menuju Panti Asuhan “ Kasih Bunda
“. Tempat dimana Zahra yang sehari-hariannya hampir menghabiskan waktunya. Adi
sangat tau hal ini, bahkan kebiasaan Zahra yang suka membantu sesama itulah
yang membuat dirinya semakin yakin bahwa Zahra adalah perempuan terbaik yang
pernah ia miliki dalam hidupnya setelah ia kehilangan bundanya.
Dua tahun yang lalu, saat Adi menginjak bangku SMA.
Ibundanya , satu-satunya orang tua yang dimilikinya setelah ayahnya pergi entah
kemana, mengalami kecelakaan hebat. Mobil yang dikendarai ibundanya menabrak
pembatas jalan hingga akhirnya terbakar. Adi yang saat itu mendengar berita
tersebut dari pihak kepolisian sempat tidak percaya. Hingga akhirnya jenazah
ibundanya diantarkan ke rumah duka. Adi hanya bisa diam membisu saat itu.
Pikirannya tak tentu, ia tak tega melihat jenazah ibundanya yang telah hangus
tanpa cela. Bahkan, untuk mengenali muka bundanya pun Adi tidak mampu. Dia
sangat kacau, tidak tahu harus berbuat apa tanpa sosok bunda yang selalu
membuatnya bangga karena memilikinya.
Sepanjang malam dia terus menangis, memikirkan hidupnya kelak tanpa seorang
malaikat yang selalu membuatnya tersenyum.
Hingga pada suatu hari dia bertemu Zahra. Zahra,
princess kecil yang ditemuinya taman panti asuhan, bermain dengan anak-anak
kecil disana dengan wajah yang begitu ceria dan hangat dibawah derasnya hujan
turun. Entah mengapa Adi merasa bahwa dia akan temukan kebahagiaannya kembali.
Dia pun akhirnya turun dari motornya, memberanikan diri untuk berkenalan dengan
Zahra.
Semakin lama, hubungan mereka semakin dekat. Hingga
ia mulai sedikit demi sedikit dapat bangkit dalam keterpurukan yang melandanya.
Gadis itu yang membuat ia sadar bahwa dia masih memiliki Tuhan. Karena Zahra
dia merasa tak pernah sendiri. dan karena Zahra jugalah ia merasa memiliki
keluarga kembali. Karena orang tua Zahra begitu menerima Adi hadir sebagai
hari-hari baru didalam keluarganya.
*---------------*
“ Zah…. Kita lagsung ke Panti Asuhan atau gimana ??”
Tanya Adi disela-sela ia menyetir
“ ehmm … beli oleh-oleh dulu deh buat adek-adek
disana. Mereka pasti seneng kalo ngeliat kita bawa oleh-oleh yang banyak buat
mereka”
“ coklat … ?? tebak Adi
“ yeahh tentu dong .. mereka kan super duper
chocolate holic. Mereka pasti seneng kalo kita bawain coklat yang banyaak buat
mereka” jawab Zahra dengan penuh semangat
“oke.. kalo gitu kita langsung ke chocolate house
langganan kita” Adi pun langsung melajukan motornya menuju kedai coklat
langganannya dengan Zahra.
Mereka pun akhirnya sampai di toko kecil, namun
begitu rapi dengan berbagai jenis coklat lezat didalamnya. Pegawai toko pun
langsung mengetahui tujuan Adi dan Zahra datang ke tokonya. Lalu diantarkannya
mereka berdua ke tempat coklat yang biasa mereka beli. Setelah beberapa lama
memilih, akhirnya mereka mendapatkan coklat yang diinginkannya dan membayarnya
kepada kasir. Selepas itu mereka pun langsung bergegas pergi ke Panti Asuhan
tujuan mereka.
*----------------*
“ assalamualaikum adek-adek semuanya … “ sapa Zahra
setelah ia sampai di Panti Asuhan dan melihat adik-adik asuhnya bermain gembira
di Taman Panti.
“ wa’alaikumsalam … kak Zahra ….. “ teriak mereka
bersamaan sambil memeluk Zahra
“apa kabar kalian semua .. ? kakak kengen banget
sama kalian. Ohh yaa, coba tebak kakak bawa apa ??” Tanya Zahra menggoda
adik-adik asuhnya.
“ haii adik-adik semua.. kak Zahra sama kak Adi
bawain kalian ………… taraaaaaaaa “ sapa Andi yang baru saja selesai memarkir
motornya. Dan ia pun langsung ikut bergabung sambil membawa coklat yang telah
dibelinya bersama Zahra tadi.
“ coklattt ……… “ jawab anak-anak Panti Asuhan sambil
berebut mengambil coklat dari tangan Adi.
“ pelan-pelan dong sayang. Semua pasti kebagian kok”
kata Zahra yang melihat adik asuhnya berebut coklat dari tangan Andi.
“ Zahra … “ sapa seorang wanita parubaya namun masih
sangat anggun dan berwibawa. Dia adalah Bunda Nur, pemilik Panti Asuhan “Kasih
Bunda”
“Bunda ..?? assalamualaikum bunda “ seketika Zahra
menoleh dan mecium tangan wanita itu.
“ lama kamu tidak mampir Zah .. adik-adikmu setiap
hari bertanya pada Bunda kapan kamu kemari ??
“ iya bun, akhir-akhir ini Zahra sibuk sekali dengan
tugas sekolah. Jadi tidak bisa sering-sering main seperti dulu” jawab Zahra
sambil menundukkan kepalanya.
“ ya sudah, ayo masuk ke dalam” Ny.Nur pun langsung
menyuruh masuk Zahra. Beliau telah menganggap Zahra sebagai anaknya sendiri.
Selain Ny.Mariam adalah sahabat karibnya dahulu, keluarga Ust.Zakariyah juga
adalah donator tetap di Panti Asuhan. Walau mereka berdua terlihat sibuk, namun
selalu saja ada waktu mereka luangkan untuk berkunjung di Panti Asuhan. Apalagi
Zahra, dia sudah menganggap Panti Asuhan itu sebagai rumah keduanya. Mungkin
karena ia anak tunggal jadi, Zahra merasa kesepian bila Abi dan Aminya tidak
ada dirumah. Akhirnya ia pun menganggap anak-anak di Panti Asuhan sebagai
Adik-adiknya yang selalu membuatnya bahagia. Begitu juga dengan semua warga
Panti Asuhan disana, mereka menganggap Zahra adalah bagian dari keluarga
mereka.
Mungkin karena kebaikannya, kelurga Ust.Zakariyah
selalu merasa bahagia. Mereka memiliki anak yang sholeha, cantik, baik dan
sempurna bagi orang-orang yang mengenalnya. Dalam hidup keluarga Ust.Zakariyah
juga tidak pernah sedikitpun dalam hidupnya ia merasa kekurangan. Mereka selalu
merasa bahwa apa pun yang mereka dapatkan adalah titipan dari Tuhan YME yang
bisa diambil- suatu hari nanti apabila Tuhan berkehendak.
Pernah dahulu suatu ketika usaha Ny.Mariam dituding
sebagai makanan yang mengandug racun, hingga hamper bangkrut. Lalu
Ust.Zakariyah dituding sebagai ustadz yang mengajarkan ilmu sesat. Saat itu,
Zahra masih menginjak bangku SD. Dia masih belum begitu paham dengan masalah
yang menimpa Abi dan Aminya. Pernah saat itu Zahra bertanya pada Aminya
“ Ami .. mengapa Abi lebih banyak dirumah ?? lalu
mengapa Zahra tidak pernah melihat Ami membuat kue lagi ?? apa Ami dan Abi
capek ??” Tanya gadis mungil itu dengan polosnya.
“ tidak sayang. Ami dan Abi kangen sekali sama
Zahra, kami ingin lebih dekat dengan Zahra”. Jawab Aminya sambil enangis
tertahan dipelukan Zahra
Ust.Zakariyah yang saat itu melihat dari balik pintu
kamar Zahra hanya bisa terharu melihat istrinya menangis dipelikan gadis kecil
sematawayangnya. Dia tidak menyangka, alu keluarganya akan mendapatkan cobaan
dari Tuhan sebesar ini. Namun walau begitu, Ust.Zakariyah tidak pernah
sedikitpun menyalahkan takdir. Beliau bahkan lebih khusyuk dalam berdo’a, lebih
tekun dalam melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah yang baik. Begitu
juga dengan Ny.Mariam, ia tidak sedikitpun gentar dengan masalah tersebut. Kue
yang sudah terlanjur dibuatnya namun tidak ada yang membeli, ia bungkus dan ia
bagikan kepada para penghuni kolong jembatan. Ny.Mariam merasa inilah saatnya
ia harus lebih peduli dengan sesamanya. Mungkin dahulu ia kurang perduli dengan
mereka, hingga Allah menegurnya dengan cara yang seperti ini.
Satu, Dua, hingga tiga bulan berlalu, akhirnya Allah
memberikan Hidayah kepada keluarga mereka. Lambat laun, nama baik Ust.Zakariyah
dan Ny.Mariam semakin membaik. Satu demi satu job untuk Ust.Zakariyah
berdatangan. Begitu juga dengan usaha Ny.Mariam yang semakin lama bahkan
semakin maju pesat dari sebelumnya. Tak henti-hentinya mereka mengucap syukur
kepada Allah YME. Karena Rahmat dan Hidayah-Nya mereka dapat menyelesaikan satu
persatu masalah mereka.
Setelah kejadian itu, keluarga Ust.Zakariyah pun
semakin bahagia dan sukses dalam karirnya. Ust.Zakariyah tersohor hingga keluar
kota bahkan luar provinsi dan usaha Ny.Mariam semakin dikenal pelanggan hingga keluar
pulau, bahkan Ny.Mariam berniat mengembangkan produksi kue keringnya hingga ke
luar negeri.
*----------------*
Itulah Hikmah berbuat baik kepada sesama. Tidak
perlu kaya untuk dapat membantu orang lain yang membutuhkan. Cukup berikan
tangan anda untuk membantu mereka berdiri, dan seketika Tuhan YME akan
memberikan tangan yang lain untuk membantu anda berdiri saat anda terjatuh.
Ingat : Sesuap Nasi pun sangat berharga nilainya
apabila Anda memberikannya kepada orang yang kelaparan. Jangan
pernah takut miskin dalam harta, karena sesungguhnya Tuhan YME akan selalu
menambah dan terus menambah rezeki umatnya yang tidak pernah lalai dalam
kewajibannya dalam membantu saudara-saudaranya
yang membutuhkan.